Pertengahan akhir tahun 2010 menurut saya bisa
dibilang awal mula memasyarakatnya handphone berbasis Android di Indonesia.
Berbagai macam vendor handphone semakin aktif merilis dan memasarkan
handphone berbasis Android di Indonesia, baik itu vendor lokal ataupun
vendor luar negeri. Untuk vendor lokal sendiri, seputar pertengahan tahun 2010
beberapa handphone Android dengan harga yang relatif murah mereka luncurkan
seperti Nexian Journey, IMO X2, Indosat Wiigo, serta lainnya.
Kehadiran handphone berbasis Android secara resmi
di Indonesia adalah pada bulan Juni 2009 ketika HTC meluncurkan HTC Magic-nya
di Indonesia yang dibundling dengan Telkomsel. Handphone tersebut dijual
dengan harga yang cukup mahal saat itu, sekitar Rp. 6,5 juta. Beberapa bulan
berikutnya tepatnya pada November 2009, IMO (sebuah vendor handphone lokal),
merilis handphone lokal pertama yang berbasis Android, IMO S900 dengan
harga Rp 2,4 juta yang masih relatif murah dibanding
handphone-handphone Android yang tersedia saat itu di Indonesia.
Pada tahun 2009 pasar
Android di Indonesia bisa dibilang belum jelas, karena Android sendiri masih
dalam tahap awal pada tahun tersebut sehingga langkah kedua vendor handphone tersebut
cukup berani dengan merilis handphone Android pertama di Indonesia. Pada tahun
2009 juga mungkin baru segelintir orang yang mengenal Android di Indonesia,
beda jika dibandingkan dengan saat ini dimana handphone Android sudah
semakin umum dan murah.
Pada bulan Februari
2010, Samsung meluncurkan handphone Samsung Galaxy Spica yang berbasis di
Android. Dengan harganya yang relatif murah, yaitu sekitar Rp 3,49 juta.
Performa yang ditawarkan oleh Galaxy Spica pun cukup bagus sesuai dengan
harganya sehingga menjadikan handphone ini cukup populer di Indonesia.
Puncaknya pada tahun
2010 adalah pada pameran Indonesia Cellular Show 2010 dimana vendor-vendor
handphone baik lokal ataupun luar negeri memperkenalkan handphone-handphone
Android teranyar dari mereka. Sebut saja Nexian Journey, Acer Liquid E, Samsung
Galaxy S, dan lain-lain. Vendor lokal pada waktu itu semakin berani merambah
dunia Android dan handphone serta gadget lainnya seperti tablet yang berbasis
Android semakin merajalela, dan kebanyakan gadget-gadget tersebut berasal dari
Cina .
Yang cukup menarik
perhatian dari kesemua handphone Android tersebut adalah Nexian Journey. Nexian
awalnya meluncurkan handphone ini dengan harga Rp. 3 juta tanpa bundling dengan
operator seluler dan performanya cukup bagus untuk sekelasnya. Lalu kemudian
dibundling dengan operator seluler 3 di Indonesia dengan promo Internet gratis
satu tahun. Lalu harganya dipangkas menjadi Rp. 2 juta, dan kemudian menjadi
Rp. 1 juta untuk batas waktu tertentu. Strategi Nexian ini menurut saya cukup
membantu mengembangkan promosi Android di Indonesia karena mereka cukup gencar
mempromosikan Nexian Journey.
Sekarang
ini, semakin banyak vendor yang merilis handphone-handphone berbasis Android di
Indonesia, mulai dari HTC, Samsung, Sony Erricson, Nexian, dan lain-lain. Dan
tiap vendor pun menawarkan keunikan tersendiri, ada yang menargetkan pasar
high-end, ada yang low-end, ada yang mid-end, atau malah campuran dari tiap
pasar. Saat ini ada 2 vendor yang cukup menarik untuk dilihat perkembangannya
di pasar handphone Android di Indonesia, Samsung dan LG. Kedua
vendor handphone ini sepertinya semakin fokus untuk masuk ke pasar low-end
Android di Indonesia. Lihat saja handphone Android keluaran terbaru mereka,
Samsung Galaxy Mini dan LG Optimus Me yang keduanya dibandrol dengan harga
sekitar Rp 1,5 jutaan dan keduanya pun dirilis di waktu yang hampir bersamaan
di bulan Februari 2011. Performa kedua handphone tersebut pun menurut saya
pribadi sangat bagus dibanding dengan harganya.
Melihat cepatnya
perkembangan Android di dunia, bukan tidak mungkin dalam waktu dekat di
Indonesia pun akan mengikuti tren Android di dunia. Saat ini pasar handphone
Indonesia masih didominasi oleh Nokia dan Symbian-nya. Namun melihat semakin
gencarnya vendor-vendor handphone memasarkan handphone Android murah di
Indonesia, bisa jadi dalam beberapa tahun kedepan Android akan semakin
mendominasi Indonesia.
Tentu saja selain harga
handphone yang murah, agar Android semakin dapat memasyarakat di Indonesia
dibutuhkan paket data yang lebih baik dan pemasaran yang gencar dan tepat
sasaran dari vendor handphone. Mungkin jika vendor handphone lokal juga ikut
semakin gencar memasarkan handphone-handphone berbasis Android efeknya akan
lebih cepat karena mereka mengerti apa yang dimaui oleh kebanyakan orang
Indonesia dan bagaimana strategi pemasaran yang tepat. Contohnya lihat saja
Nexian yang setiap promo handphone terbarunya selalu diikuti dengan panjangnya
antrian pembeli dan pintar untuk ikut melibatkan figur publik lokal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar